DUNIA SEMUT, Keajaiban Penciptaan
in
Islam
uatu kota
modern berawal pada saat manusia berkumpul bersama. Manusia memerlukan aturan
atau hukum agar tercipta suatu kota yang damai dengan sistem yang teratur. Pada
kenyataanya, dalam suatu kota kejahatan – kejahatan masih terjadi. Itu
berarti bahwa
kedamaian dan keteraturan belum tercipta meskipun hukum telah dibuat.
Namun, pernahkah Anda membayangkan suatu kota besar dimana kedamaian dan
keteraturan terwujud. Tidak pernah ada kejahatan atau perselisihan di sana.
Semuanya bekerja dengan disiplin dan penuh pengorbanan. Tidak ada yang
mementingkan diri sendiri, sebaliknya mereka lebih mementingkan orang lain dan
kelangsungan hidup maskyarakat di kotanya. Untuk mewujudkan itu, diperlukan
perencanaan dan pemrograman yang luar biasa. Bayangkan tatanan masyarakat
seperti itu berada di dekat kita. Dan memang itu benar benar berada didekat
kita, bahkan masyarakat itu ada di mana mana. Kota dengan tatanan masyarakat
yang luar biasa itu adalah koloni SEMUT.
Seperti apakah keteraturan yang terjadi dalam suatu koloni semut? Kita
ambil contoh salah satu jenis semut, yaitu semut pemotong daun. Semut semut
pekerja pada semut pemotong daun bertugas memotong daun dan membawanya ke
sarang. Daun-daun ini mereka kumpulkan untuk dijadikan lahan untuk bercocok
tanam jamur yang merupakan makanan mereka. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan
yang amat penting karena menyangkut kelagnsungan hidup koloni. Oleh karena itu
mereka bekerja dengan perencanaan dan penataan yang baik agar kebutuhan pangan
ratusan ribu semut dalam koloni bisa terpenuhi. Agar pengangkutan daun berjalan
lancar, semut membuat jalan besar dengan beberapa jalur. Beberapa semut pekerja
lain bertugas merawat dan membersihkan sistem jalan itu. Mereka dapat menggunduli
pohon besar hanya dalam waktu satu hari saja. Sungguh tatanan yang menakjubkan
.
Di dalam sarang daun-daun yang telah dikumpulkan dibersihkan satu
persatu oleh semut pekerja lain. Hal ini bertujuan untuk mencegah masuknya
bakteri dari luar yang akan memberikan penyakit kepada koloni semut yang
berjumlah ratusan ribu ekor semut. Mereka menggunakan cairan antikuman yang
dihasilkan dari tubuhnya untuk
membersihkan daun daun itu. Suhu dan kelembaban sarang juga di atur
dengan cermat agar jamur dapat tumbuh. Setelah jamur tumbuh, semut-semut
pekerja membagikan makanan ke seluruh koloni semut agar kebutuhan pangan koloni
dapat terpenuhi, termasuk kebutuhan makanan dirinya. Setelah panen, sisa-sisa
daun yang digunakan untuk bercocok tanam harus dibersihkan. Mereka membuang
limbah itu ke tempat yang jauh dari sarang. Mereka bekerja tanpa henti, tanpa
mengeluh, dan dengan kerjasama yang luar biasa hebantnya.
Tugas pertahanan dan keamanan sarang diserahkan kepada semut prajurit
yang gagah berani. Mereka dengan sigap menyerang ancaman yang dapat mengganggu
koloni. Bahkan mereka langsung keluar dari sarang walau hanya mendengar suara langkah manusia. Sekali
menggigit, mereka tidak akan pernah melepaskan gigitan itu, walau bagian lain
dari tubuh mereka harus terluka. Mereka rela mengorbankan nyawanya demi
melaksanakan tugasnya menjaga koloni dari gangguan. Sungguh pengorbananyang
luar biasa.
Kesimpulannya, suatu koloni semut bekerja dengan kerja sama, kerja
keras, disiplin tinggi, dan dengan pengorbanan yang luar biasa. Pekerjaan
mereka dilakukan tanpa adanya komando. Mereka tidak mempunyai pimpinan. Semut
ratu pun hanya bertugas untuk bertelur, ia tidak pernah memberikan komando.
Mereka seperti digerakan oleh satu kecerdasan tunggal. Jika kita berfikir,
bagaimana semut dapat memiliki tatanan masyarakat yang begitu mapan, bahkan
lebih mapan daripada manusia? Bagaimana mereka bisa bekerja untuk satu tujuan
padahal satu koloni semut bisa mencapai ratusan ribu ekor? Bagaimana mereka
bisa mengetahui cara bercocok tanam? Mengatur suhu dan kelembaban? Membuat
sarang? Mempertahankan sarang? Berbagi satu sama lain? Bagaimana makhluk tak
berakal seperti semut bisa melakukansemua itu?
Itulah yang dimaksud “keajaiban penciptaan”. Allah telah menciptakan
segalanya dengan sempurna, dan tanpa cacat. Dan Dia pula-lah yang mengatur segalanya. Sebagaimana firman
Allah :
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti
itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya
benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS. Ath Thalaaq. 65:12)
Artikel Ini terinspirasi oleh :
Film HARUN YAHYA - KEAJAIBAN DUNIA SEMUT