Kekuatan Memberi



Allah SWT berfirman dalam QS Al Lail [92] : "Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka kelak Kami akan menyiapkan jalan baginya yang mudah. Dan adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar."

Tuntutan rabbani di atas secara jelas menggambarkan tentang kekuatan membari, di samping kekuatan taqwa dan keyakinan akan balasan Allah SWT di akhirat nanti, yang akan mendatangkan kemudahan dalam mengatasi berbagai persoalan hidup. Sebaliknya, kebakhilan (keengganan untuk membari) dan kesombongan, serta sikap dusta pada pahala surga, hanyalah dapat menyebabkan kesulitan dalam mengatasi berbagai persoalan kehidupan di dunia dan di akhirat nanti.

Ayat tersebut juga mengajarkan bahwa memberi dalam segala bentuknya (seperti memberi harta, ilmu pengetahuan, maupun tenaga) untuk kemaslahatan bersama akan membawa ketenangan diri dan ketajaman hati serta pikiran. Sehingga, memberi itu akan mengundang keberkahan dan mempebanyak harta meupun ilmu yabg sudah dimilikinya.

Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda, “Rendah hati itu tidaklah menambah kecuali ketinggian derajat seseorang, maka rendah hatilah kamu sekalian. Memaafkan kesalahan orang tidak akan menambah kecuali keagungan dan kegagahan seseorang, maka jadilah pemaaf. Sedekah tidaklah menambah kecuali memperbanyak harta seseorang, maka bersedekahlah kamu sekalian, pasti Allah akan memberikan rahmat kepada kamu sekalian.” (HR Abi ad-Dunya).

Di samping itu, kebiasaan memberi akan menambah spirit dan semangat untuk senantiasa memiliki keunggulan-keunggulan yang kompetitif. Sebab, tidak mungkin kita akan mampu memberi kepada orang lain jika kita tidak memiliki apa-apa. Seperti kata pepatah Arab, “Faaqidu asy-syai’I laa yu’ti syai’an” (Orang yang tidak mempunyai apa-apa pasti tidak akam mampu membari apa pun juga).

Upaya untuk senantiasa memberi ini pun akan meninggikan haarga diri setiap orang yang melakukannya, apalagi orang yang beriman. Ia tidak mudah menyarah menghadapi tantangan. Tidak mudah pula dikendalikan dan bergantung pada orang lain.

Bisa dibayangkan, jika para pemimpin bangsa ini terdiri atas orang-orang yang memiliki jiwa dan semangat memberi, pasti akan memicu terbangunnya harga diri bangsa secara keseluruhan. Tidak akan mudah bergantung dan dikendalikan oleh bangsa lain. Karena, satu-satunya ketergantungan yang bersifat absolut hanyalah pada Allah SWT.

Copyright © 2009 ====================== All rights reserved. Theme by Laptop Geek . | Bloggerized by FalconHive .